Selasa, 26 April 2011

tugas UTS 965428


 Reproduksi Pekerja
Oleh admin pada Kam, 03/31/2011 - 20:44.
Berbagai upaya terus dilakukan pemerintah untuk mencapai salah satu sasaran dalam Tujuan Pembangunan Milenium atau MDGs, yakni menurunkan angka kematian ibu (AKI) menjadi 102 per 100.000 kelahiran hidup pada tahun 2015 mendatang. Selain program persalinan gratis, kini perusahaan swasta didorong untuk menyediakan jaminan kesehatan reproduksi khusus bagi ibu hamil di tempat kerja. Dari sekitar 2.000-an perusahaan di Indonesia, hanya 20 diantaranya yang menyediakan jaminan kesehatan reproduksi.
Menteri Kesehatan Endang Rahayu Sedyaningsih mengatakan, jaminan kesehatan reproduksi penting mengingat jumlah pekerja di Indonesia baik di sektor formal maupun informal sangat besar yakni sekitar 39.95 juta. Dari jumlah itu, sekitar 25 juta diantaranya adalah usia reproduksi yaitu umur 15-45 tahun.
Sekitar 90 persen pekerja perempuan ada di perusahaan retil, garmen, tekstil dan elektronik. "Kelompok umur inilah yang perlu mendapat perhatian khusus di jajaran lintas sektor pemerintah dan dunia usaha. Memberikan kemudahan kepada pekerja perempuan dengan memberikan waktu untuk mendatangi fasilitas pelayanan kesehatan, cuti bersalin, menyediakan tempat menyusui dan tempat penyimpanan ASI," kata Menkes.
Menkes mengimbau kepada semua pengusaha agar menyediakan jaminan kesehatan bagi seluruh pekerja dengan manfaat yang menyeluruh, termasuk pelayanan kesehatan reproduksi, baik yang diselenggarakan di fasilitas pelayanan kesehatan perusahaan maupun bermitra dengan pihak ketiga. Menkes menambahkan, 20 perusahaan yang menyediakan jaminan kesehatan reproduksi hanya yang berskala besar atau pkerjanya ratusan orang.
Jaminan itu baik berupa fasilitas bagi ibu hamil maupun jaminan reproduksi melalui perusahaan penjamin seperti Askes maupun Jamsostek . Sedangkan perusahaan kecil, hampir semua belum menyediakannya karena membutuhkan dana yang cukup besar.
Sementara dengan jumlah pekerja yang sedikit, perusahan akan merugi karena pemanfaatannya tidak optimal. Karena itu, Menkes menganjurkan kepada perusahaan yang belum kuat secara finansial bisa bekerjasa sama atau bergabung dalam paket benefit PT Jamsostek dan Askes. Untuk pekerja informal pelayanannya dibina oleh puskesmas.
"Kita perlu dorong sehingga diharapkan 100 persen perusahaan ikut, dan kita upayakan tingkatkan paket benefitnya dari Jamsostek atau Askes sehingga paket pelayanan makin baik dan besar," katanya menambahkan

tugas UTS 965428


Strategi Pembinaan Kesehatan Reproduksi Anak Usia Pendidikan Dasar
Oleh admin pada Kam, 03/31/2011 - 21:07.
Di negara-negara berkembang 12,2 milyard anak usia di bawah 5 tahun meninggal setiap 5 tahun, dengan penyebab kematian yang sebenarnya dapat dicegah hanya dengan beberapa dolar saja. Sebagian besar dari mereka meninggal karena ketidak acuhan dunia, karena kemiskinannya. Walaupun kelompok usia lanjut akan naik dua kali lipat pada tahun 2005, akan tetapi proporsi terbesar adalah usia di bawah 15 tahun diperkirakan 30,2%; angkatan kerja bertambah dengan pertumbuhan 2,3% dan wanita yang memasuki pasar kerja meningkat 4 kali lipat pada tahun 2000 (Depkes, 1999).
Pernah diberitakan ada seorang bayi yang mati di pangkuan ibunya sebelum sempat mendapatkan imunisasi, walaupun kenyataan menunjukkan bahwa 8 dari 10 anak di dunia telah mendapatkan vaksinasi untuk melawan 5 penyakit utama yang sering menyerang anak-anak, tidak akan dapat membendung duka orang tua.
Sejak tahun 1980 angka kematian bayi telah turun 25% sedangkan angka harapan hidup meningkat menjadi 65 tahun. Jurang antara si miskin dan si kaya, antara satu populasi dengan lainnya, antara umur, seks, terlihat semakin mendalam.
Sehingga sebagian orang di dunia berpendapat bahwa sekarang ini setiap langkah kehidupan mulai dari anak-anak sampai orang tua mulai dibayang-bayangi oleh kemiskinan, ketidakadilan dan beban penderitaan serta penyakit.
Untuk sebagian orang, prospek peningkatan angka harapan hidup justru terlihat sebagai hukuman, bukan anugerah. Walaupun sebelum akhir abad ini, kita sudah dapat hidup di dunia tanpa poliomyelitis (radang akut sumsum tulang belakang disebabkan adanya virus), tanpa kasus baru lepra, kematian neonatal akibat tetanus dan meastes, tapi dana yang dipergunakan untuk menjaga dan meningkatkan taraf kesehatan di negaranegara berkembang saat ini, hanyalah sekitar 4 dolar Amerika. Suatu jumlah yang kirakira sama dengan uang recehan atau uang kembalian yang biasa terdapat di kantong atau dompet orang-orang di negara maju.
Seorang yang hidup di negara termiskin, memiliki angka harapan hidup 43 tahun, di negara maju memiliki angka harapan hidup 78 tahun (WHO, 2000 ). Seorang yang kaya dan sehat memiliki angka harapan hidup dua kali lebih panjang daripada orang miskin dan sakit. Laporan ini pertama kali ditujukan untuk menguji beban kesakitan yang tidak saja disebabkan oleh penyakit, tapi juga oleh umur, karena ternyata penyakit sangat dipengaruhi oleh spektrum umur. Oleh sebab itulah analisis status kesehatan telah dilaksanakan mulai dari bayi, anak, remaja, orang dewasa dan orang tua.
Seorang yang hidup di negara termiskin, memiliki angka harapan hidup 43 tahun, di negara maju memiliki angka harapan hidup 78 tahun (WHO, 2000). Seorang yang kaya dan sehat memiliki angka harapan hidup dua kali lebih panjang daripada orang miskin dan sakit. Laporan ini pertama kali ditujukan untuk menguji beban kesakitan yang tidak saja disebabkan oleh penyakit, tapi juga oleh umur, karena ternyata penyakit sangat dipengaruhi oleh spektrum umur. Oleh sebab itulah analisis status kesehatan telah dilaksanakan mulai dari bayi, anak, remaja, orang dewasa dan orang tua.
Berdasarkan data yang tersedia dan dapat dipercaya serta layak untuk dipertimbangkan, 10 penyebab utama dari kematian, kesakitan dan ketidak mampuan / serta kecacatan telah dapat diidentifikasi. Penjelasan WHO (2000) tersebut dilakukan untuk menjembatani kesenjangan yang ada dalam masalah kesehatan, memperkirakan tren kesehatan di tahun–tahun mendatang, juga usaha untuk merencanakan kesatuan umat manusia di masa datang, suatu masa di mana seorang bayi tidak lagi mati di pangkuan ibunya akibat keterlambatan imunisasi.
Kesehatan Anak
Angka kematian untuk anak-anak di bawah 5 tahun pada tahun 2000 lebih dari 12,2 milyard. Penyebab kematian di negara berkembang sebagian besar dapat dihindari kalau saja diberi kesempatan untuk memiliki fasilitas kesehatan yang sama dengan negara maju. Gap antara negara berkembang dan negara maju di bidang kesehatan anak dan bayi ini merupakan suatu contoh nyata ketidakadilan dunia di bidang kesehatan (Atmadja,2003).
WHO (2000) melaporkan, malnutrisi termasuk penyumbang besar bagi penyebab kematian dan kesakitan anak-anak, walaupun hal ini sering terabaikan. Di tahun 1990 lebih dari 30% anak-anak di dunia yang berusia di bawah 5 tahun memiliki berat badan (BB) yang kurang dari seharusnya. Sedangkan 43% dari anak-anak di negara berkembang, yaitu sekitar 230 milyard, memiliki BB yang kurang dari semestinya. Sebagai akibat kekurangan iodium (Hasibuan, 2004). Kurang iodium ini sampai saat ini masih merupakan masalah kesehatan masyarakat di 118 negara termasuk di dalamnya adalah Indonesia, 120.000 bayi lahir dengan keadaan mental terbelakang, kekerdilan, tuli dan bisu bahkan lumpuh. Sedangkan 25% dari anak di bawah usia 5 tahun di negara berkembang memiliki risiko kekurangan vitamin A.
Namun sekarang telah ada perbaikan dalam dunia kesehatan anak, yang terlihat sejak tahun 1993, angka kematian anak akibat panyakit yang telah dapat dicegah dengan vaksinasi mengalami penurunan sebesar 1,3 milyard jika dibandingkan dengan tahun 1985. Meskipun demikian masih ada sekitar 2,4 milyard anak-anak di bawah usia 5 tahun yang meninggal akibat cacar, neonatal tetanus, TBC, pertusis dipteri dan poliomyelitis (Agoestina, 1999) bahkan ada juga tanda-tanda yang mengkhawatirkan. Sehingga kemajuan di bidang imunisasi ikut terkikis bahkan menjadi berbalik, karena kondisi ekonomi masyarakat yang miskin.
Setiap tahunnya, di negara berkembang, Infeksi Saluran Pernapasan Atas (ISPA), khususnya pneumonia (radang paru karena masuknya benda asing) telah membunuh lebih dari 4 miliar anak di bawah usia 5 tahun (terjadi kematian setiap detik) dan hal ini juga menjadi penyebab utama kecacatan pada anak-anak. Pengurangan angka kematian sangatlah penting. Hal ini dapat dicapai antara lain dengan menghilangkan bakteri yang menjadi penyebab infeksi dengan antibiotik yang harganya sangat murah.
Penyakit diare, khususnya yang disebabkan kurangnya air bersih dan sanitasi lingkungan juga turut berperan serta atas kematian 3 milyard anak per tahun di negara berkembang (1 anak setiap 10 detik). Dan adanya hubungan yang sinergis antara kemiskinan dan kurangnya pengetahuan. Kematian akibat diare seharusnya dapat di cegah dengan pemberian garam rehidrasi oral yang hanya menghabiskan biaya sekitar 0,07 dolar AS (Sullivan, 1995).
Kesehatan Anak Usia Sekolah dan Remaja
Di dunia jumlah anak 2,3 milyard atau 40 % dari total penduduk berusia di bawah 20 tahun. Meskipun remaja dan dewasa muda pada umumnya sehat, tapi mereka mudah sekali terkena peyakit-penyakit sosial seperti eksploitasi, ketidakadilan dan risk behaviour. Jika anak-anak remaja menyia-nyiakan kesehatannya di usia muda, maka dunia akan kehilangan kesehatannya di masa mendatang. Pola tingkah laku yang di bentuk pada masa remaja sangat dipengaruhi oleh dunia orang dewasa dan akan sangat menentukan kehidupannya di masa datang serta kesehatan masyarakat dunia pada umumnya.
Di beberapa negara pelayanan kesehatan sering kali tidak mengacuhkan kebutuhan remaja, dan ada pemikiran bahwa pendidikan, pelatihan dan pekerjaan untuk orang muda belumlah sesuai. Edukasi, walaupun sering terabaikan, adalah hal yang vital dan merupakan penyumbang yang paling besar bagi peningkatan kesehatan anak dan remaja. Sekolah merupakan ajang untuk memberikan pengetahuan / pendidikan mengenai praktik fertilitas yang bijaksana, karena sekolah berkaitan erat dengan status kesehatan dan angka kehamilan.
Sebuah papan tulis dan sepotong kapur akan sangat berpengaruh seperti layaknya antibiotik dan kontrasepsi dalam perlindungan kesehatan. Perbaikan pendidikan bagi remaja pada umumnya dan remaja putri pada khususnya, adalah salah satu jalan yang paling efektif dalam mempromosikan dan meningkatkan taraf kesehatan bagi remaja putri yang nantinya akan melahirkan generasi penerus yang juga sehat.
Penyakit hubungan seksual paling sering diderita oleh orang muda yang aktif melakukan hubungan seksual tanpa memperhatikan resikonya. Rata-rata tertinggi untuk penyakit hubungan seksual terlihat pada kelompok umur 20-24 tahun, diikuti oleh kelompok umur 15-29 tahun dan 25-29 tahun. Namun demikian puncak umur pada anak wanita adalah lebih rendah dibanding anak pria (Atmadja,2003)
Pada saat yang sama, HIV dan AIDS memiliki efek yang menghancurkan orang muda. Di banyak negara berkembang, infeksi HIV terjadi pada orang muda usia 15-24 tahun. Secara keseluruhan diperkirakan 50% dari infeksi global HIV menyerang orang di bawah usia 20 tahun (WHO, 2000). Departemen Kesehatan Republik Indonesia (2000) menemukan bahwa 26,35% dari 846 peristiwa pernikahan di Yogya, telah melakukan hubungan seksual sebelum menikah, di mana 50% nya menyebabkan kehamilan. Motivasi utama melakukan hubungan seks adalah suka sama suka (3S) 76% di Jakarta dan 75,6% di Yogyakarta, selebihnya karena pengaruh teman / kebutuhan biologis (14%) dan kurang taat beragama (16%).
Atmadja Sardjana (2003) melaporkan bahwa dari 585 pasangan muda yang datang ke RSB Permata Hati, Malang 78% mengaku melakukan seksual pertama kali dengan pacarnya sebelum menikah, 64% diantaranya di lakukan ketika berumur 16 – 19 tahun, 85% nya melakukan hubungan seksualnya di rumahya sendiri. Dengan demikian harapan generasi penerus yang kelak bertugas sebagai pencari nafkah dan penyambung kehidupan dalam keadaan bahaya.
Banyak industriawan bermutu yang sebenarnya dapat membuat dunia menjadi lebih baik dan menentukan nasib negaranya, secara tragis mengalami kematian jauh lebih awal akibat terinfeksi HIV. Hal-hal lain yang membahayakan kesehatan orang muda adalah tembakau, alkohol, penyalahgunaan obat, eksploitasi, dan sering kali juga karena pekerjaan yang illegal, serta pertumbuhan anak-anak jalanan yang mengkhawatirkan.
Menurut perkiraan terakhir ada sekitar 100 milyard anak jalanan terkena risiko malnutrisi, penyakit infeksi, penyakit hubungan seksual termasuk HIV atau AIDS, dan eksploitasi kriminal dan seksual.
Strategi Pembinaan
Pembinaan kesehatan reproduksi remaja diarahkan untuk meningkatkan kesehatan reproduksi remaja sebagai bagian dari peningkatan status kesehatannya, dan peningkatan peran serta remaja secara aktif dalam kesehatan keluarga, dengan dukungan kerjasama lintas program dan lintas sektoral. Peningkatan kesehatan reproduksi remaja dilaksanakan melalui jaringan pelayanan upaya kesehatan dasar dan rujukan yang telah ada, sedangkan penanggulangan permasalahan psikososial yang berkaitan dengan aspek reproduksi dilaksanakan dengan memperbanyak forum konsultasi dan bimbingan kesehatan reproduksi melalui berbagai jalur pembinaan remaja. Berkaitan dengan hal tersebut maka perlu dilakukan hal-hal sebagai berikut: (1) Meningkatan kemampuan dan ketrampilan pengelola program di setiap jenjang administrasi dalam rangka penatalaksanaan kesehatan reproduksi remaja. Untuk itu dapat dilakukan dengan lebih mendorong tumbuhnya peran serta berbagai pihak dalam pelayanan, pembinaan dan bimbingan kesehatan reproduksi remaja, perlu dilaksanakan program yang komprehensif, koordinatif serta berkesinambungan. (2) Memprakarsai peningkatan koordinasi dalam perencanaan, pelaksanaan, monitoring dan evaluasi kesehatan reproduksi remaja, baik lintas sektor maupun lintas program. Dengan cara meningkatkan kemampuan di bidang manajerial dan tekhnologi para pengelola program dan petugas pelayanan di berbagai tingkat agar mampu membina kesehatan reproduksi remaja dengan menggunakan berbagai jalur, baik keluarga, sekolah maupun masyarakat serta organisasi remaja seperti OSIS, Karang Taruna, Pramuka, Palang Merah Remaja dan sebagainya. (3) Mengembangkan program-program komunikasi, informasi dan edukasi (KIE). Hal ini dapat dilakukan melalui media cetak, media elektronik, media tradisional dan interpersonal, baik secara langsung maupun terintegrasi dengan program unit dan sektor lain, misalnya PSM, EPIM, BKKBN dan lain-lain. Menyelenggarakan pertolongan (dalam bentuk pelayanan kesehatan langsung) dan pengayoman (dalam bentuk bimbingan) bagi remaja dengan gangguan masalah reproduksi. Melaksanakan fungsi rujukan dalam penanggulangan masalah kesehatan reproduksi remaja.
Sebagai akhir dari buah pikiran ini, yang dapat direnungkan dan dilaksanakan sesegera mungkin yaitu: (1) Meningkatkan peran aktif remaja untuk lebih mengetahui, memahami dan memecahkan masalah kesehatan reproduksi sebagai bagian dari kesehatan diri dan lingkungannya melalui penyuluhan. (2) Mengembangkan perangkat pemantauan dan melakukan monitoring serta evaluasi. (3) Melakukan studi-studi operasional terpilih (pengumpulan data dasar kesehatan reproduksi untuk menilai keberhasilan program, menguji sensitifitas indicator. (4) Melakukan studi-studi untuk mencari metode intervensi yang tepat guna.
Hal-hal tersebut di atas sangatlah penting untuk dilakukan guna mengatasi masalah-masalah kesehatan pada anak dan remaja pada umumnya serta demi kelangsungan hidup generasi mendatang yang sehat, kuat, kreatif dan cerdas.

Oleh: Rachma Hasibuan* dan Sardjana Atmadja**
*) Dosen Program PGTK FIP- Universitas Negeri Surabaya
**) Dosen Fak Kedokteran dan Ilmu kesehatan UIN Syarif Hidayatullah, Jakarta
Sumber: JURNAL PENDIDIKAN DASAR, VOL. 7, NO.1, 2006: 14-18

tugas UTS 965428


 G-Spot dan Kesehatan Reproduksi Wanita
Posted by Admin on February 8, 2011 in Kesehatan Wanita | 4 Comments
Berdasarkan definisi dari Departemen Kesehatan, diketahui bahwa kesehatan reproduksi adalah keadaan sehat secara menyeluruh serta proses reproduksi. Dengan demikian kesehatan reproduksi bukan hanya kondisi bebas dari penyakit, melainkan bagaimana seseorang dapat memiliki kehidupan seksual yang aman dan memuaskan baik sebelum menikah maupun sesudah menikah.
Anatomi Alat Reproduksi Wanita
Alat reproduksi sendiri adalah bagian-bagian tubuh kita yang berfungsi dalam melanjutkan keturunan. Alat reproduksi wanita berbeda dengan alat reproduksi laki-laki. Di artikel ini kita akan lebih khusus membahas sistem reproduksi wanita dan bagian-bagiannya.
Alat reproduksi wanita terdiri dari dua bagian, yaitu bagian dalam dan luar. Bagian dalam memiliki fungsi sebagai berikut:
  1. Bibir kemaluan (labia mayora), yaitu daerah yg berambut, berfungsi sebagai pelindung dan menjaga agar bagian dalam tetap lembab.
  2. Bibir dalam kemaluan (labia minora), yaitu daerah yang tidak berambut dan memiliki jaringan serat sensorik yang luas yang sangat peka karena mengandung ujung syaraf.
  3. Vagina, yaitu rongga penghubung antara alat reproduksi wanita bagian luar dan dalam.
Sementara itu alat reproduksi wanita bagian luar memiliki fungsi sebagai berikut:
  1. Vagina bagian luar, yang merupakan jalan keluar bagi darah haid dan jalan keluar ketika bayi lahir (sifatnya sangat lentur sehinggga bayi dapat keluar melalui vagina).
  2. Leher rahim (cervix), yang merupakan penghubung antara vagina dan rahim.
  3. Rahim (uterus), tempat dimana sel telur yang sudah dibuahi tumbuh dalam rahim selama kehamilan. Bila telur tidak dibuahi, maka sel telur menempel ke dinding rahim. Selanjutnya dinding rahim menebal lalu luruh dan mengalir keluar dalam bentuk darah. Inilah yang disebut haid (menstruasi).
  4. Saluran telur (tuba falopii), yaitu dua saluran yang terletak sebelah kanana dan kiri rahim yang berfungsi sebagai penghubung rongga rahim dan indung telur.
  5. Dua buah indung telur ( ovarium), berfungsi memproduksi sel telur dan hormon peremputan yaitu estrogen dan progesterone. Atas pengaruh hormon, sebanyak satu sampai dua sel telur masak setiap bulan , lalu dilepaskan ke dinding rahim. Dinding rahim ini akan menebal, yang sebetulnya berguna sebagai tempat sel telur bersarang setelah dibuahi.
Nah… apakah tanda-tanda kematangan alat reproduksi wanita? Kematangan alat reproduksi wanita ditandai oleh terjadinya haid pertama, yaitu disebut menarche. Biasanya kita menyebut anak remaja wanita yang demikian sudah akil baligh, yang dimulai sekitar umur 8-12 tahun. Bila seorang wanita sudah mengalami menarche, itu artinya tubuhnya sudah menghasilkan sel telur yang bisa dibuahi sperma yang dihasilkan oleh tubuh laki-laki, dan dapat menyebabkan terjadinya kehamilan.
Letak G-Spot Wanita
http://www.seksualitas.net/wp-content/uploads/2011/02/letak_gspot-300x269.jpgSelain alat reproduksi tadi, Anda juga perlu mengenali satu area lagi yang sering disebut G-Spot. Menemukan titik g-spot wanita adalah impian semua pria. G-Spot (Grafenberg Spot) saat ini sering dibahas di berbagai media.
Titik G-Spot adalah sebuah ruang sempit dibalik tulang pubis wanita ini yang apabila tersentuh akan memberikan sensasi yang luarbiasa (baca: Menyingkap Misteri Titik G-Spot Wanita)
Titik G-Spot dapat ditemukan dengan memasukkan jari-jari ke dalam Vagina dengan telapak tangan menghadap ke depan. Dengan menyentuh dan memainkan bagian ini dengan perlahan, dapat membuat pasangan wanita mendapatkan orgasme yang kuat.
G Spot juga dapat terstimulasi dengan baik saat bercinta dengan posisi doggy style atau spooning.
Nah… berbekal pengetahuan anatomi tubuh dan alat reproduksi, tentunya Anda kini dapat mempersiapkan diri untuk menikmati saat-saat indah bersama. Jangan takut untuk mencoba dan mengekplorasi tubuh pasangan, karena kreativitas memang merupakan elemen yang sangat penting untuk membina hubungan intim yang senantiasa penuh gairah.


Kamis, 14 April 2011

PENGALAMAN YANG MENARIK SELAMA KULIAH DI STIKES BIGES


Syukur Alhamdulillah semanjak kuliah di stikes biges, saya banyak mendapatkan pengalaman yang menarik. Pada hari sabtu saya ke rumah teman untuk mengerjakan tugas kimia kesehat untuk mengerjakan tugas kimia kesehatan, di mana Pada waktu sebelum saya  berangkat dari rumah, di jalan saya menemukan uang sebesar Rp. 10.000 entah siapa yang punya, setelah itu saya berangkat menuju ke rumah teman, ternyata pas sementara di jalan ban’k motor saya bocor dan untungnya pada waktu itu saya dapat uang, terpaksa itulah uang yang saya pakai tambahkan untuk mengganti bank motor saya. Tidak lama kemudian saya melanjutkan perjalanan, yang lucunya saya mau ke rumah teman, tapi saya tidak tau di mana latak rumah teman saya, cumin katanya teman yang lain, dekat kantor daerah. Setelah itu saya menuju ke sana bersama anak saya, tetapi tidak ada orang malahan tukang ojek yang ke sana bersama anak saya, tetapi tidak ada orang melahan tukang ojek yang saya jumpai, dan waktu itu cuaca mendung dan anginpun kencang sekali samapi-sampai anak saya menangis ingin pulang, tapi  untung langsung ada teman kelompok saya datang menghampiri dan  mengatakan, ayo kita barengan ke sana untuk kerja kelompok. setelah saya, anak dan teman saya tiba di rumahnya teman yang satu, setelah itu saya menghampiri teman untuk kerumahnya di tempati untuk kerja kelompok, saya katakana ke padanya kamu betul-betul orang yang pintar, sampai-sampai anak saya menangis, masa kamu katakana dekat kantor di daerah padahal masi jauh dari sati. Terus teman saya tersenyum saja. Tidak lama kemudian teman kelompok kami sudah lengkap jumlahnya, dan di situlah kami kerjakan tugas kami.